Motif batik yang terkenal salah satunya adalah batik mega mendung khas dari Cirebon. Motif atau corak yang unik membuat batik ini sangatlah terkenal tidak hanya di Indonesia saja namun hingga luar negeri. Pengertian motif mega mendung adalah mega yang memiliki arti langit atau awan sedagkan mendung yang memiliki arti lanit gelap atau redup yang biasanya menandakan akan turun hujan. Arti dari awan yang mendung ini menggambarkan seseorang yang menjadi sejuk dan tenang walaupun dalam keadaan marah, sama dengan suasan saat mendung yang memiliki udara yang sejuk.
Motif batik yang memiliki gradasi pada mega mendung menandakan tujuh lapisan yang terdapat di langit. Motif unik dengan desain awan yang simpel serta perpaduan warna yang sangat kalem dan menjadi seimbang dengan motif awan sebagai motif utama batik ini. Dari tangan para pengrajin batik maka hingga sekarang beragam warna kombinasi yang lembut pada batik mega mendung.
Sejarah Mengenai Motif Batik Mendung
Motif batik mega mendung memiliki sejarah yang bermula dari kedatangan orang Tionghoa untuk ke wilayah Cirebon. Sehingga motif ini dipengaruhi oleh kebudayaan China yang ke wilayah Indonesia. Kedatangan orang asing sudah tidak menjadi hal yang aneh lagi karena pelabuhan Muara Jati yang berada di Cirebon yang merupakan salah satu tempat persinggahan bagi para pendatang baru dari luar atau dalam negeri.
Dahulu Sunan Gunung Jati adalah seseorang yang berpengaruh dalam menyebarkan agama Islam pada wilayah Cirebon terjadi pada abad ke-16, Sunan menikahi Putri Ong Tien yang berasal dari Cina. Pada masa itu terdapat beberapa benda yang dibawa dari Cina seperti barang keramik, piring dan juga kain yang memiliki hiasan berbentuk awan. Benda ini dibawa oleh para pedagang asal Cina yang ke Cirebon. Beberapa barang inilah juga di bawa oleh Putri Ong Tien yang menjadi sebuah persembahan terhadap Sunan Gunung Jati. Barang-barang ini dijadikan inspirasi oleh para pengrajin batik.
Menurut pemahaman Taoisme bentuk awan melambangkan sebuah dunia atas. Bentuk ini juga menggambarkan sebuah dunia yang luas dan juga mempunyai arti transidental atau Ketuhanan. Dahulu bentuk awan memiliki pengaruh di kesenirupaan Islam yang sering digunakan oleh para kaum Sufi sebagai ungkapan mengenai dunia yang sangat besar dan juga mengenai alam yang bebas.
Pernikahan yang terjadi anatara Sunan Gunung Jati dan juga Putri Ong Tien yang merupakan pembuka jalan masuknya kebudayaan dan juga tradisi Cina di dalam keraton Cirebon. Para pengrajin batik keraton mengadopsi budaya dan juga tradisi Cina untuk dituangkan ke dalam motif batik yang dibuat, namun dengan tambahan sentuhan tradisi Cirebon. Sehingga terdapat perbedaan antara motif batik mega mendung yang berasal dari Cina dan motif yang berasal dari Cirebon.
Perbedaan kedua motif mega mendung adalah motif yang berasal dari Cina memiliki garis pada bagian awan dengan ciri bulatan atau bentuk lingkaran. Sedangkan motif yang berasal dari Cirebon bentuk awan memiliki ciri garis pada awan yang lancip berbentuk segitiga.
Sedangkan sejarah perkembangan batik Cirebon sendiri memiliki gerakan yang berpusat di Banjarmasin kota Kalimantan Selatan. Membatik mulanya dikerjakan para anggota tarekat yang sudah mengabdi di keraton dan menjadikan membatik sebagai sumber ekonomi yang membiayai kehidupan mereka. Anggota dan pengikut tarekat tinggal di daerah Trusmi dan sekarang dikenal dengan Kawasan Batik Trusmi. Batik klasik selain Mega Mendung para masyarakat kawasan ini juga mengerjakan batik Paksinaga Liman, Patran Kangkung, Patran Keris, Singa Barong, Singa Payung, Ayam Alas, Banjar Balong, Katewoni, Sawar Penganten, Simbar Menjangan, Gunung Giwur, Simbar Kendo dan masih banyak lagi jenis batik di kawasan tersebut.
Batik Mega Mendung Memiliki Filosofi
Motif pada batik khas Cirebon memiliki banyak filosofi dan juga arti sebagai berikut.
- Memiliki arti yang menenangkan
Arti dan makna yang unik bagi setiap orang yang menggunakannya. Memiliki motif mega yang berarti awan yang megah dan juga besar menggambarkan pengguna batik ini terlihat seperti wibawa. Sedangkan arti mendung sendiri memiliki makna yang tenang dan juga meneduhkan. Sehingga memiliki filosofi yang dipercaya masyarakat Cirebon sendiri apabila pengguna batik ini akan terlihat seperti megah dan juga berwibawa namun masih tetap terlihat teduh dan juga kalem.
- Memiliki arti menahan amarah
Makna lain dari batik mega mendung yang dipercaya adalah masing-masing orang atau manusia harus bisa menahan amarah apabila terjadi pada dirinya saat dalam kondisi yang paling terpuruk, merasa sedih dan juga tertekan. Tetap dalam sikap yang bijaksana ketikan menghadapi kondisi apapun itu layaknya seperti awan saat mendung yang dapat menyejukkan suasana walaupun dalam keadaan panas sekalipun. Makna lain motif batik mega mendung ini menggambarkan kesan yang lebih maskulin, dinamis, lugas dan juga terbuka.
- Memiliki arti sesuai konsep langit yang bebas
Mengambil dari konsep yang dimiliki awan motif batik memiliki sebuah makna yang bebas tanpa batasan seperti awan yang bergerak di langit. Konsep ini dituangkan dalam batik dengan memberi jarak antar awan yang berjauhan pada setiap motif awan dalam batiknya. Warna yang digunakan adalah warna biru yang disebut-sebut memiliki lambang dari warna langit yang luas, selain itu tenang dan juga bersahabat. Warna juga memiliki arti untuk melambangkan pembawa hujan yang dinantikan untuk membawa kesuburan serta me,beri kehidupan. Karena hujan dapat menjadi sebagai sumber air dalam kehidupan. Warna yang biasa digunakan dari warna biru muda hingga biru tua.
Warna biru sendidiri memiliki arti, apabila biru muda adalah semakin cerahnya sebuah kehidupan. Sedangkan biru tua memiliki gambaran atau arti awan gelap banyak mengandung air hujan yang memiliki banyak manfaat terutama yaitu kehidupam.
- Memiliki beberapa komposisi warna
Warna yang digunakan unutk memperindah batik mega mendung yang memiliki ciri yang dipakai dan menjadi pakem atau patron warna yang digunakan dari dulu hingga sekarang. Batik mega mendung memiliki dua dasar warna yang menjadi pondasi yaitu merah dan juga biru, warn aini adalah warna utama. Batik ini memiliki pakem warna yang digradasikan dengan tujuh warna untuk menjadi tambahan yaitu hijau, kuning, putih, hitam, ungu, coklat, dan juga oranye. Namun seiring berkembangnya warna batik disesuaikan lagi dengan selera penggunanya.
Proses Produksi Batik
Pada zaman dahulu proses produksi membantik masih dikerjakan dengan menggunakan batik tulis atau dengan batik cap hal ini dilakukan karena menimbang biaya produksi yang lebih ekonomis. Proses tradisional ini memakan waktu yang cukup panjang hingga satu bulan. Beberapa tahapan yang harus dilalui agar menjadi sebuah kain batik yang sempurna.
Tahapan dalam meproduksi batik pada Kawasan Batik Trusmi adalah pertama dengan melakukan ‘lengreng’ tahap ini sebagai mulanya membuat sketsa terlebih dahulu. Sketsa ini Digambar pada kain putih dengan menggunakan pensil atau dengan alat tulis halus. Tahapan ini agar memberi garis pandu dan juga menampilkan sedikit motif kain. Selanjutnya pada tahap ‘esen-esen’ tahap ini memiliki durasi waktu yang cukup lama karena memerlukan ketekunan, garis sketsa yang Digambar tadi ditebalkan dengan canting selain itu juga memberi detai-detail yang menjadi tambahan. Menggunakan canting memerlukan ‘malam’ sebagai tinta yang membutuhkan campuran gandar atau getah pinus, baron dan juga busir yang merupakan sejenis bahan yang digunakan pada aspal, selain itu ada dadu yang merupakan campuran antara baron dan busir. Bahan sicampur menjadi satu dengan minyak lentik.
Selanjutnya tahap ‘penembokan’dan masih menggunakan alat canting, gambar tadi dibuat block. Bagian putih kain diwarnai dengan malam hingga menjadi padat. Fungsi tahap ini adalah permukaan tidak menyerap air saat melalui proses pewarnaan. Apabila banyak menggunakan kombinasi warna maka akan semakin lama proses pada tahap penembokkan. Selanjutnya masuk ke tahap pewarnaan atau dikenal oleh masyarakat Cirebon adalah pengobatan. Tahap ini dengan meletakkan kain pada tahap sebelumnya ke dalam timbangan mirip seperti ayunan bayi. Bagian sisi kain diici dengan pewarna yang berbentuk cairan kemudisn digoyangkan agar menyerap secara rata ke seluruh bagian kain. Namun permukaan kain yang sebelumnya sudah deblock akan tetap berwarna putih.
Proses terakhir adalah tahapan ‘lorot’ atau dikenal dengan tahapan pelunturan. Motifyang Digambar menggunakan tinta malam tadi kemudian dihilangkan dengan menggunakan air panas. Kain yang sudah dilakukan pengeblockan tetap putih. Setelah tahap ini maka selanjutnya akan disesuaikan dengan pengrajin apakah menggunakan satu warna atau lebih. Apabila menggunakan kombinasi warna maka melakukan tahapan penembokkan lalu pengobatan dan juga pelorotan akan diulangi sesuai dengan berapa banyak warna yang digunakan. Namun yang membedakannya adalah pengulangan akan melakukan penembokkan pada kain yang sudah diberi warna. Bagian permukaan putih akan dibiarkan agar nanti kain menyerap warna. Apabila semua tahapan sudah dilakukan maka proses selanjutnya adalah mengeringkan kain yang sudah memiliki motif batik dan juga dihiasi dengan warna.
Dalam mebatik dengan cara tradisional ini tidak boleh salah dan tidak bisa menghapus corak yang sudah dibuat. Apabila melakukan kesalahn seperti keluar garis maka pengrajin akan mengulang tahapan dari awal,
Proses yang memakan waktu ini semakin hari dan seiring berjalannya waktu, proses membatik dipersingkat dengan proses produksi menggunakan sablon atau printing yang dilakukan oleh pabrik dengan skala besar-besaran karena batik ini sudah terkenal sekarang. Dengan melakukan proses produksi melalui pabrik banyak pasar yang cepat dicapai. Hasil produk kain yang memiliki motif mega mendung dari proses pabrikan sebenarnya sulit disebut dengan batik.
Motif mega mendung yang dahulu hanya dapt dilihat pada sehelai kain sekarang motif ini banyak digunakan untuk motif barang lain dengan berbagai macam. Selain di jual untuk pakaian dan jual seragam batik. Contoh barang lain yang menggunakan motif mega mendung adalah hiasan sebuah dinding yang terbuat dari kaca, produk-produk yang digunakan di dalam ruangan atau interior berupa sebuah ukiran kayu. Produk untuk peralatan rumah tangga yang banyak digunakan oleh ibu-ibu yaitu seprei, sarung bantal dan guling bahkan tamplak meja. Karena memiliki motif yang indah sehingga banyak produk yang terdapat motif mega mendung ini.